Bukan Menyelamatkan Bumi, Tapi Menyelamatkan Diri Sendiri
Indonesia mendukung sebuah program yakni Sustainable Development Goals (SDG’s) dan ketika mendengar kata ‘sutainable development‘ terbayang dalam misi untuk menyelamatkan bumi, padahal sesungguhnya yang diselamatkan adalah diri sendiri, umat manusia. Demikian diakatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat sambutan dalam acara Sarahsehan dan Pemberian Penghargaan Adiwiyata Nasional kepada 489 sekolah dari 31 provinsi di Indonesia, Selasa (13/12/2016).
Muhadjir menilai, jika bumi sebenarnya tidak harus diselamatkan, karena bumi memiliki cara dan mekanisme tersendiri untuk mempertahankan diri.
“Bumi punya mekanisme tersendiri untuk mempertahankan diri. 4,5 miliar tahun telah mampu melewati masa krisis akibat tangan manusia,” kata Muhadjir dihadapan para kepala sekolah dari perwakilan 31 provinsi penerima Penghargaan Adiwiyata Nasional.
Pada kesempatan tersebut, Muhadjir juga mengapresiasi kegiatan Penghargaan Adiwiyata Nasional dan berjanji untuk berpartisipasi pada program yang ia nilai sangat baik ini, yang merupakan salah satu bentuk dukungan dalam program pembentukan karakter yang sedang dirintis.
Muhadjir juga berharap jika tahun depan penerima Penghargaan Adiwiyata Nasional akan bertambah dan ia ingin jika seluruh sekolah di Indonesia harus lulus dalam seleksi nasional sebagai salah satu upaya dapat melakukan pendidikan karakter, dimana tahun ini akan berpartisipasi 500 sekolah dan tahun depan 1.500 sekolah sebagai salah satu cara mendobrak pendidikan klasikal.
“Sekolah identik dengan di dalam kelas, padahal di luar kelas juga sebagai media dan sumber belajar, yang disalah kaprahkan dengan ‘full day school‘,” jelas Muhadjir
“Maka dari itu salah satu program pendidikan karakter adalah penguatan karakter dengan cinta dan menyanyangi lingkungan,” tutup Muhadjir.